10. Haute Tension [Alexander Aja]
9. Death Proof [Quentin Tarantino]
Berada dalam 1 paket dengan Planet Terror [Robert Rodriguez]
yg kocak, komikal sekaligus berlebihan menurut saya. Planet Terror itu film yg
mempresentasikan film2 kelas-B tahun 80-an dengan keterlaluan. Semuanya terlalu
dibuat-buat, dan cameo-nya kebanyakan. Tapi atmosfer yg dibangun Q.T dalam
Death Proof sangat berhasil. Inti film ini dimulai dari 30 menit terakhir, jadi
bersabarlah selama 45 menit pertama ngeliat kelakuan dan bacotan geng cewek2 yg
super nggak penting danbikin ngantuk itu. Kelebihan film ini: sinematografi yg
ngaco tapi tetep keren, aktris ceweknya stuntwoman beneran dan oh…Q.T telah
membawakan kita Kurt Russel kembali!
8. Bad Taste [Peter Jackson]
7.Pet Sematary [Stephen Kings]
6. Darkness Falls
Fuck! Film ini ngebawain lagi masa-masa waktu kita berumur
sekitar 5 atau 6 tahun, sendirian di tempat tidur waktu malam hari dengan kamar
yg gelap dan bayangan yg kalo dalem imajinasi kita sih keliatan kayak monster,
mendadak ada suara-suara nggak diinginkan yg kita khayalin sendiri dan apa itu
di kolong tempat tidur…???? Whoa. Kurang lebih gitu deh ygsaya rasain waktu
nonton film ini. Mitos-mitos mengerikan yg kita takuti waktu kecil, semacam
itu. Kalo di film ini, mitos yg diangkat adalah 'tooth fairy' alias peri gigi
yg neror anak-anak kecil yg baru kehilangan gigi terakhirnya. Wujud peri
giginya emang asli nakutin, untuk jaman segitu mah udah lumayan canggih lah.
Serem nih peri giginya, dan juga filmnya. Still campy and highly entertaining.
Cocok buat ditontonsama geng kamu waktu liburan!
5.Mother of Tears [Dario Argento]
4.Feast
3.Misery [Rob Reiner]
Iya, ini film yg dibikin ama sutradara film2
drama-komedi-romantis itu. Nggak nyangka ya? Saya nggak tau sebenernya film ini
layak dimasukin kategori horror atau nggak. Nggak ada pembunuh keji, nggak ada
hantu, nggak ada adegan-adegan sadis, nggak ada monster lapar, nggak ada darah
moncor. Film ini sepenuhnya bertumpu pada kejeniusan akting Kathy Bates yg
memerankan seorang gadis sakit jiwa dan obsesif yg menyandera penulis novel
pujaannya setelah menyelamatkan si penulis dari kecelakaan di daerah bersalju
terpencil. Gila, kalo inget gimana aktingnya suka merinding sendiri. Dingin,
posesif, psycho sejati! Beberapa orang bilang ini thriller psikologi mengingat
absennya formula yg biasa dipake dalamfilm horror. Tapi siapa yg butuh itu
semua kalo hanya dengan Kathy seorang kita udah ngerasa ter-terror?
2.Audition [Takashi Miike]
Gimana kalo salah satu sutradara paling jenius sepanjang
masa bikin film yg ceritanya ditulis oleh salah satu penulis paling jenius
juga? Mungkin jadinya ya ini, salah satu film paling disturbing yg pernah saya
tonton. Dan mungkin emang itu keahliannya Miike. Audition ditulis oleh Ryu
Murakami [buat yg nggak pernah baca bukunya, atau nggak tau siapa dia, googling
sekarang juga!] yg emang terkenal paling jagobikin cerita aneh dengan
tokoh-tokoh yg janggal. Nggak ubahnya sama film ini. Dari awal dikenalin sama
tokoh Asami [itu bukan sih namanya? Lupa!], kita udah tau ada yg nggak beres
sama cewek ini. Berjalan dengan alur yg cukup lambat dan terseret, T.M berhasil
nunjukin skill dan kejeniusan sesungguhnya lewat 15 menit terakhir yg…ah,
anjing lah. Tonton sendiri aja!
1. Scream [Wes Craven]
Fuck yeah. My all time favorite horror movie. Ini film
horror paling keren yg udah cult abiisss! Mungkin banyak yg bilang kalo film
ini terlalu klise, dengan cerita yg terlalu dipenuhi formula standar horror:
pembunuh berantai yg meneror remaja-remaja sialan yg banyak cingcong. Tapi
karena Scream pulalah, budget besar Hollywood kembali dialokasikan untukfilm
horror dan film2 horror pun kembali berjaya di sinema [inget booming film
horror akhir 90-an setelah film ini meraup sukses besar?]. Nggak cuman itu,
topeng ikon pembunuhnya yg khas itu mendadak jadi idola ketika helloween tiba.
Seenggaknya ada 3 alesan utama kenapasaya sangat menyukai film ini: pertama,
adegan pembunuhan yg sangat kreatif pada jamannya, mengingat waktu itu [sekitar
tahun 96 ya?] kita bener2 miskin tontonanfilm horror. Kedua, dengan formula yg
sekilas terlihat seperti another teen slasher movie—padahal nggak—bikin film
ini sangat menghibur. Tapi film ini jauh lebih cerdik dengan plot yg cukup
kompleks dan twist yg bakalan bikin kamu tetep kesulitan nebak siapa pembunuh
sebenarnya. Ketiga, emang di mana lagi kamu bisa nemuin Drew Barrymore—one of
the hottest babe, saat itu—lari-lari ketakutan, dikejer-kejersama pembunuh dan
ditusuk-tusuk perutnya [lalu digantung], kalo bukan di film ini? Pesen saya,
hati-hati aja kalo ada telfon iseng, jangan ditanggepin, kalo nggak pengen
bernasib sama.